Update

    MASIGNCLEAN101

    Makalah Hadis Tentang Perencanaan Pendidikan

    iklan banner

    MAKALAH HADITS TENTANG PERENCANAAN PENDIDIKAN
     (Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawi)


    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah swt.Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.
    Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan  kepada pembaca mengenai perihal Hadits Tentang Perencanaan Pendidikan. Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih.
    Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Hadits Tentang Perencanaan Pendidikan, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penyajian yang lebih dalam dan luas tentang materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca.








                                                                                              Metro,  Desember 2018
                                                                                               

                                                                                                        Penulis




    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
    KATA PENGANTAR................................................................................... ii
    DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
    BAB I      PENDAHULUAN
    1.1              Latar Belakang Masalah................................................................... 1
    1.2              Rumusan Masalah............................................................................ 1
    1.3              Tujuan.............................................................................................. 2
    BAB II    PEMBAHASAN
    2.1...... Hadits-hadits nabi Muhammad yang bekaitan dengan
                perencanaan pendidikan.................................................................. 3
    2.2...... Pengertian Perencanaan Pendidikan................................................ 3
    2.3...... Tujuan Perencanaan Pendidikan...................................................... 4
    2.4...... Prinsip-Prinsip Perencanaan pendidikan.......................................... 5
    2.5...... Analisa Konsep Perencanaan Pendidikan berdasarkan
    ........... Hadits Nabi  Muhammad SAW....................................................... 7
    2.6...... Proses atau Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan............ 8
    BAB III PENUTUP
    3.1 ..... Kesimpulan...................................................................................... 10
    DAFTAR PUSTAKA






    BAB I
    PENDAHULUAN


    1.1.  Latar Belakang Masalah
    Ketika seseorang hendak melakukan sesuatu, dia pasti mengharapkan suatu keberhasilan. Karena keberhasilan akan menjadikan dia merasa bahagia dalam menjalani kehidupan. Namun, secara umum keberhasilan yang besar tidak akan  dapat diraih dengan mudah. 0leh karena itu harus ada langkah-langkah sistematis terlebih dahulu untuk menggapainya. Langkah pertama untuk menggapai sebuah keberhasilan adalah adanya sebuah perencanaan atau yang disebut sebagai planning.
    Perencanaan mempunyai pengaruh besar terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada perencanaan maka tidak akan ada keberhasilan. Bahkan banyak orang pintar yang mengatakan bahwa “Gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”.[1] Hal itu menunjukkan bahwa perencanaan sangatlah penting dalam segala hal, baik urusan pribadi, maupun sosial.
    Begitu halnya dengan pendidikan,  karena pendidikan adalah ujung tombak dari keberhasilan, maka pendidikan pun harus direncanakan  sebelum dilaksanakan agar memperoleh hasil sesuai apa yang diharapkan. Jika pendidikan di sebuah Negara itu berhasil maka kemajuan pun akan semakin pesat, akan tetapi sebaliknya jika pendidikan itu gagal maka Negara itu akan mengalami kemunduran atau ketertinggalan.
    Untuk meraih keberhasilan keberhasilan dalam pendidikan tidaklah  lepas dari perencanaan, karena dalam perencanaan-perencanaan itulah  disusun target-target atau harapan-harapan dan juga metode-metode yang akan digunakan  untuk mencapai tujuan pendidikan itu agar menghasilkan produk yang maksimal.

    1.2  Rumusan Masalah
    Dari uraian di atas dapat kita ambil permasalahan-permasalahan yang perlu dan penting untuk dibahas dalam ruang lingkup mata kuliah “Hadits Tarbawi” dalam bab  yang berjudul “Hadits tentang Perencanaan Pendidikan” antara lain sebagai berikut:
    1.    Adakah ada hadits-hadits nabi Muhammad yang menjadi dasar dalam perencanaan pendidikan?
    2.    Apakah yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan itu?
    3.    Bagaimanakah tujuan, dan prinsip-prinsipnya?
    4.     Hal hal apasajakah yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan?

    1.4    Tujuan
    1.    Untuk mengetahui hadits-hadits nabi Muhammad yang menjadi dasar dalam perencanaan pendidikan.
    2.    Untuk mengetahui maksud perencanaan pendidikan.
    3.    Untuk mengetahui tujuan, dan prinsip-prinsipnya.
    4.    Untuk mengetahui apa sajakah yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan.























    BAB II
    PEMBAHASAN


    2.1 Hadits-hadits nabi Muhammad yang bekaitan dengan perencanaan pendidikan
      Hadits-hadits tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
    عن ابن عمر رضى الله عنهما قال : اخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبى فقال كن فى الدنيا كأنك غريبب او عا برسبيل، وكان ابن عمر رضى الله عنهما يقول اذاامسيت فلا تنظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك (رواه البخارى)
    Artinya: Dari Ibnu umar R.A. telah berkata bahwa rosulullah SAW telah memgang pundakku lalu beliau berkata: “jadilah engkau didunia seolah-olah perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan”, Ibnuumar berkata: “jika engkau ada diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau di waktu pagi maka jangan engkau menunggu sampai waktu sore dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu.” (H.R. Bukhori).
    قال اميرالمؤمنينن رضى الله عنه سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرء مانوى فمن كانت هجرته الى الله ورسوله فهجرته الى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها او امرءة ينكحها فهجرته الى ما هاجر اليه (رواه البخارى ومسلم)
    Artinya: Amirul Mu’minin (Umar bin Khottob) RA berkata: “aku mendengar rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai dengan niat, dan setiap orang mendapat balasam amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berpijak karena Allah dan Rosulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diharapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka nikahnya menuju yang ia inginkan.” HR. Bukhori dan Muslim

    2.2  Pengertian Perencanaan Pendidikan
    A.  Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
    Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.[2]
    B.  Menurut Beeby, C.E.
    Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
    Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai yang menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-efektif dan se-efisien mungkin.
    Perencanaan dapat dikatakan pula sebagai     proses intelektual yang menentukan    secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya serta mempehatikan perkiraan yang akan datang. Oleh  karena itu, perencanaan memerlukan pendekatan yang rasional ke arah tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Perencanaan dapat pula dikatakan sebagai penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah  suatu kosep yang bersifat rumusan yang lengkap terhadap sesuatu yang akan dicapai.
    Dari beberapa pengertian perencanaan di atas, bila dikaitkan dengan pendidikan itu bisa diuraikan sebagai proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam dunia pendidikan dan langkah-langkah yang digunakan untuk melaksanakannya.

    2.3  Tujuan Perencanaan Pendidikan
    Pada dasarnya tujuan perencanaan pendidikan adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan.
    Namun, jika diurai lebih lanjut maka dapat ditemui beberapa tujuanperencanaan pendidikan antara lain:
    1.             Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah disusun.
    2.             Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.
    3.             Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik.
    4.             Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
    5.             Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan.
    6.             Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan.
    7.             Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi pendidikan sebagai ‘suatu sistem’.
    8.             Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi pendidikan.
    9.             Untuk mengarahkan proses  pencapaikan tujuan pendidikan.

    2.4  Prinsip-Prinsip Perencanaan pendidikan
    Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
    1.             Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.
    2.             Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan beragam tantangan kehidupan terkini.
    3.             Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang, sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.
    4.             Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan masing-masing.
    5.             Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan berkesinambungan.
    6.             Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya  perencanaan yang disusun mampu memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus  mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non akademik setiap peserta didik.
    7.             Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik harus betul-betul mampu membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual(penguasaan science and technology), aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual (keimanan dan ketakwaan).
    2.5 Analisa Konsep Perencanaan Pendidikan berdasarkan Hadits Nabi  Muhammad SAW
    Pada dasarnya, perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh nabi muhammad melalui hadits-haditsnya, adalah perencanaan secara global. Dalam hal ini yang dimaksud Rosulullah adalah persiapan, dalam arti ketika kita hendak melaksanakan aktifitas dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan sebaiknya harus dimulai dengan perencanaan atau persiapan.
    Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan. Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum terbentuk atau tergambar dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau fikiran seseorang. Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik dan maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang atau tidak baik maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat, ketika niat seorang mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya tentu tidak baik. Maka dari irtu perencanaan  atau persiapan atau dapat dikatakan sebagai nai adalah sanagat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan atau persiapan,  maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka. Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan dengan baik dan matang agar hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi tujuan pendidikan.
    Ketika perencanaan diartikan sebagai persiapan untuk melasanakan aktifitas sesuatu dengan jangka waktu tertentu, dalam hadits yang disabdakan oleh nabi muhammad SAW juga ada contohnya, yaitu:
    إغتنم خمسا قبل خمس، حياتك قبل موتك، وصحتك قبل سقامك، وفراغك قبل شغلك، وشبابك قبل هرامك، وغناك قبل فقرك. (رواه البيهقى عن ابن عباس)
    Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara lainnya, gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu., masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum miskinmu, masa lapangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang matimu.” ( HR. Muslim, Tirmidzi dari Amru bin Maimun).]
    Hal itu menunjukkan bahwa pesiapan dan perencanaan  untuk masa yang akan datang sangatlah kita butuhkan. Untuk itu persaipan atau perencanaan ternasuk pendidikan baik itu perencanaan jangka pendek, sedang, atau panjang, harus benar-benar dilaksanakan agar dalam semua kegiatn atau aktifitas  dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik dan bertenggung jawab. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses kegiatan perencanaan itu sendiri. Proses perencanaan adalah suatu cara pandang yang logis mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana cara maengetahui  apa yang dilakukan, dapat membantu dalam pengambilan keputusan,  dan bersifat rasional.

    2.6   Proses atau Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan
    1.             Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi.
    2.             Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan.
    3.             Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
    4.             Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.
    5.             Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang baik.
    6.             Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh:
    a)    kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa).
    b)   iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal.
    c)    kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan.
    7.             Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.





















    BAB III
    PENUTUP


    3.1  Kesimpulan
    Perencanaan pendidikan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam dunia pendidikan dan langkah-langkah yang akan digunakan untuk melaksanakannya.
    Hadits-hadits nabi Muhammad yang bekaitan dengan pendidikan antara lain adalah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagaimana tercantum di atas.
    Tujuan Perencanaan Pendidikan secara umum adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam dunia pendidikan dan juga sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan.
    Perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh nabi muhammad melalui hadits-haditsnya, adalah perencanaan secara global. Dalam hal ini yang dimaksud Rosulullah adalah persiapan, dalam arti ketika kita hendak melaksanakan aktifitas dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan sebaiknya harus dimulai dengan perencanaan atau persiapan.
    Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan antara lain:
    a)    Prinsip interdisipliner
    b)   Prinsip fleksibel,
    c)    Prinsip efektifitas-efisiensi
    d)   Prinsip progress of change
    e)    Prinsip objektif, rasional dan sistematis
    f)    Prinsip human resources development
    g)   Prinsip kooperatif-komprehensi









    DAFTAR PUSTAKA

    Abdurrohman, Manajemen Organisasi, Pati. Staimafa, 2011.
    Ahmad falah, Hadits Tarbawi, STAIN Kudus, Kudus, 2010.





    [1] Abdurrohman, Manajemen Organisasi, Pati. Staimafa, 2011. hal. 15
    [2]  Ahamd Falah, Hadits Tarbawi, STAIN Kudus, Kudus, 2010. Hal. 51.

    Share This :