RESUME AKHLAK TASAWUF
BAB 1
ASAL MUASAL TASAWUF
A. Sejarah
Lahirnya
Tasawuf
Tasawuf
muncul sekitar akhir abad
ke-2 atau awal ke-3 H. Kemunculannya dikarenakan oleh dua faktor.
1.
Faktor Ekstern
·
Tasawuf lahir karena pengaruh paham
Kristen yang menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri.
·
Pengaruh filsafat Phytagoras yang
menganggap roh manusia di dunia terasing,
·
Pengaruh filsafat emanasi Plotinus
yang menjelaskan roh dalam materi kotor dan harus disucikan,
·
pengaruh
ajaran Budha bahwa orang harus meninggalkan dunia dan melakukan kontemplasi,
·
pengaruh
ajaran Hindu yang mendorong manusia meninggalkan dunia.
2.
Faktor intern
Tasawuf digali dari
Al-Qur’an, Al-Hadis dan perilaku Nabi Muhammad SAW.
B.
Pengertian Tasawuf
· Menurut Imam al-Ghazali
tasawuf adalah budi pekerti;
· Menurut as-Suhrawardi,
tasawuf adalah mengambil hakikat dan meninggalkan yang ada di tangan makhluk;
· Menurut Muhammad Amin
Al-Kurdi, tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan
dan keburukan jiwa.
C.
Sejarah Munculnya Pemikiran Tasawuf
Pada awal munculnya islam di arab, agama islam yang
didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sendiri masih menjadi panutan utama.
D.
Tasawuf dalam pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Dalam
QS Fathir [35]: 5: yang artinya : “Hai
manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai
menipu memperdayakan kamu tentang Allah”.
Dalam
Al-Hadis riwayat Imam Ahmad Abu Daud, an-Nasa’i, Ibn Majah dan al-Hakim dari
Abdullah bin Abbas: yang artinya : “Abdullah
bin Abbas berkata, bersabda Rasululah SAW, ‘Barang siapa memperbanyak
istighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan ke luar dan
untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang
halal) dari arah yang tiada disangka-sangka’. (HR Ahmad)”.
E.
Landasan dan Motivasi Lahirnya Tasawuf
Lahirnya
tasawuf bersamaan dengan lahirnya agama Islam karena sebelum menjadi Rasul,
Nabi Muhammad SAW suka melakukan tahannuts
dan khalwat di Gua Hira’.
Menurut
Qamar Kailaany, tasawuf mempunyai unsur yang dekat dan yang jauh. Unsur yang
dekat ialah Al-Qur’an, Al-Hadis, sirah Nabi, sirah Khulafaurrasyidin, struktur
sosial dan firqah-firqah. Sedangkan usur jauh ialah pengaruh agama Nasrani,
Hindu, Budha dan Persia.
F.
Urgensi Ilmu Tasawuf
Kecenderungan
manusia untuk mencari nilai Ilahiyah membuktikan bahwa manusia itu pada
dasarnya makhluk rohani selain sebagai makhluk jasmani. Dengan kata lain,
tasawuf merupakan fitrah manusia.
Olh karena kecenderungan manusia itu selalu ingin berbuat baik sesuai
dengan nilai-nilai Ilahiyah.
BAB 2
DIMENSI LAIN TENTANG SEJARAH ASAL MULA
ILMU TASAWUF
A. Latar Belakang
Tasawuf
adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi spiritual. Tasawuf lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang
kehidupan dunia yang fana.
B. Pengertian
Tasawuf
Harun
Nasution menyebutkan istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (orang yang ikut pindah dengan
Nabi dari Mekkah ke Madinah), saf (barisan),
sufi (suci), sophos (Yunani, artinya hikmat) dan suf (kain wol).
Secara
Linguistik, tasawuf adalah sikap
mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela
berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.
C.
Ciri Umum Tasawuf
Menurut
Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi At-Taftazani, tasawuf punya lima ciri, yaitu :
· peningkatan moral
· pemenuhan yang fana dalam realitas
mutlak
· pengetahuan intuitif langsung
· timbulnya rasa kebahagiaan karena
tercapainya maqamat
· penggunaan simbol-simbol yang mengandung
pengertian harfiah dan tersirat.
D. Tabel
Alur Ajaran Tasawuf
a. Asal-usul
Ajaran
tasawuf dibentuk oleh tiga alur pemikiran.
1)
Gagasan tasawuf
·
Asketisisme gurun Arab
·
pengabdian
total
·
kecintaan
yang kuat pada Tuhan
·
Ungkapan puitis.
Tokohnya seperti Abu
Dzar Al-Ghifari (Madinah), Umar bin Abdul Aziz (Damaskus), Al-Hasan Al-Bhasri
(Basrah), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (Basrah).
2)
Gagasan Sumbangan
·
genosis
sebagai pengetahuan pasti
·
tamsil
cahaya/kegelapan
·
memuji
roh dan mengutuk materi
·
mendukung
kehidupan pertapaan daripada kehidupan aktif
Tokohnya ; Al-Harits bin Asad
Al-Muhasibi (Baghdad), Dzun Nun Al-Mishri (Iskandariah), dan Abu Hasyim Al-Kufi
(Basrah).
3)
Gagasan tentang
·
menafikan
jasad
·
meninggikan
roh
·
anti-dunia
Tokohnya seperti
Ibrahim bin Al-Adham (Khurasan), Abdullah bin Mubarak
(Marw), Syaqiq Al-Balkh
(Balkh), Haytam Al-Ashamm (Balkh), dan Abu Yazid Al-Bustami (Bistham).
b.
Perkembangan
Tiga mazhab bertemu dalam satu arus. Di
atas bertemu dalam diri Junaid Al-Baghdadi. Ia berhasil:
· menyatukan semua gagasan sufi
· memantapkan kategori logika dan
pengetahuan, metafisika, dan etika tasawuf
· mengislamkan kosa kata tasawuf dengan
memberinya istilah-istilah Al-Qur’an
· memprakarsai penafsiran kiasan atas
Al-Qur’an untuk memenuhi tujuan sufi.
c.
Kekuasaan
Setelah
Junaid, banyak ahli tasawuf lahir, seperti Umar bin Al-Faridh (Kairo), Umar
Thalib Al-Makki (Kufah), Abu Nashr Al-Sarraj (Damaskus), Abu Na’im Al-Isbahani (Isfahan),
Abu Al-Qasim Al-Qusyairi (Naisabur), Abu Hamid Al-Ghazali (Baghdad), Ibn Arabi
(Andalus), Jalaludin Rumi (Turki) dan Ibn Ata’illah As-Sakandari (Iskandariah).
E.
Sejarah Perkembangan Tasawuf
Kehidupan
sufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW. Beliau hidup sederhana, tiada
waktu tanpa zikir dan ibadah. Kehidupan Nabi ini ditiru oleh para Sahabat,
seperti Abu Hurairah, Abu Darda’, Salman Al-Farisyi, Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umar dan lain-lain. Di antara Sahabat
Nabi yang mempraktikkan ibadah dalam bentuk tarekat adalah Hudzaifah Al-Yamani.
Cara semacam ini diikuti oleh muridnya, Imam Hasan Al-Basri. Beliau inilah yang
mendirikan madrasah tasawuf pertama di Basrah. Di antara muridnya adalah Malik
bin Dinar, Tsabit Al-Banay, Ayub As-Saktiyany dan Muhammad bin Wasi’.
1.
Sumber Tasawuf
Selain
dari sumber Islam, tasawuf juga mengandung unsur luar.
· unsur Nasrani
· unsur Hindu-Budha.
· unsur Yunani.
· unsur Persia dan Arab.
2. Sejarah
Munculnya Tasawuf dan Perkembangannya
a. Pada abad pertama dan kdeua
Hijriyah
Beberapa
Sahabat mencontoh kehidupan sufi Rasulullah dan menjadi guru bagi pendatang
dari luar kota Madinah, di antaranya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Salman Al-Farisy, Abu Dzar Al-Gifary, Ammar bin
Yasir, Hudhaifah Al-Yamani, Niqdad bin Aswad. Murid-murid mereka yang kelak
terkenal sebagai sufi adalah Hasan Al-Bashri, Rabi’ah Al-Adawiyah, Sufyan bin
Said Ats-Tsaury, Daun Ath-Thaiy, dan Syaqieq Al-Balkhiy.
b. Pada abad ketiga dan keempat Hijriyah
Pada
abad ini tasawuf berkembang pesat. Upaya ini meluaskan ajaran tasawuf ke luar
kota Baghdad.
c.
Pada
abad kelima Hijriyah
Pertentangan
antara ulama tasawuf dan fiqh terjadi. Keadaan semakin rawan ketika berkembang
mazhab syiah ismailiyah.
d.
Pada
abad ke-6, ke-7 dan ke-8.
Nama
ulama tasawuf Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy melegenda.
e.
Pada
abad ke-9, ke-10 dan sesudahnya
Pada
abad ini tasawuf sunyi di dunia Islam, karena banyak ahli tasawuf menyimpang
dari ajaran Islam dan penjajah Eropa berupaya menghancurkan ajaran tasawuf.
BAB 3
TASAWUF IRFANI
Tasawuf Irfani
adalah tasawuf yang berusaha
menyikap hakikat kebenaran atau makrifah diperoleh
tidak melalui logika atau pembelajaran, tetapi melalui mauhibah (pemberian
Tuhan).
Hakikat
kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi). Periode Irfan dibagi menjadi empat ; sejak Rasulullah sampai masa al-Hallaj dan
Rabi’ah, sejak Rabi’ah sampai masa Bayazid
dan Abu Sa’id Abul Khair, sejak
Abul Khair sampai masa Ibn Arabi,
sejak
Ibn Arabi sampai kini.
Metode tasawuf
irfan ada empat: riyadhah,
yaitu latihan membiasakan diri agar tidak melakukan
hal yang dapat mengotori jiwa (berbuat maksiat dan
dosa). tafakkur, yaitu merenungi,
memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan terperinci. tazkiyat an-nafs, yaitu penyucian jiwa
dengan menjauhi nafsu, riya dan nifak. Dzikrullah,
yaitu mengagungkan, menyebut,
mengingat Allah setiap waktu.
BAB 4
TASAWUF AKHLAKI
A.
Pengertian Tasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki
berarti membersihkan tingkah laku
atau saling membersihkan tingkah laku dari segala hal
yang dapat mengotori jiwa.
B.
Sistem Pembinaan Akhlak
Dalam
tasawuf akhlaki, sistem pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
· Takhlaki(mengosongkan diri dari perilaku tercela).
· Tahalli (upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji).
· Tajalli (pemantapan materi).
C.
Karakteristiknya tasawuf akhlaki
Ciri-cirinya
ada
lima:
· melandaskan diri pada Al-Qur’an dan
Al-Hadis
· menyinambungkan antara tasawuf dan fiqh
· menganggap diri sebagai hamba dan Tuhan
sebagai pencipta
· konsentrasi mendidik akhlak dengan
latihan mental
· tidak menggunakan terminologi filsafat.
D.
Tokoh-tokoh tasawuf akhlaki
Ialah
Hasan al-Bashri, Al-Muhasibi dan Al-Gazali.
BAB 5
TASAWUF FALSAFI
Tasawuf Falsafi
adalah seuah konsep ajaran tasawuf
yang mengenal Tuhan (makrifat) dengan menggunakan
pendekatan filsafat, tujuannya bukan hanya mengenal Allah
(ma’rifatullah), tetapi juga bersatu dengan Allah (wihdlatul wujud).
Tokohnya adalah
Ibn ‘Arabi, Al-Jilli dan Ibn
Sab’in.
· Ibn
Arabi
Nama lengkapnya Muhammad bin Ali. Ia Lahir
di Murcia, Andalausia Tenggara, Spanyol, pada 560 H dan meninggal pada 638 H/1240 M. Ajaran utamanya
adalah wahdat
al-wujud.
Menurutnya, wujud pada hakikatnya satu dan hakikat wujud makhluk adalah wujud
Khaliq. Adapun ada yang
mengira antara wujud Allah dan makhluk berbeda, itu hanya tipuan indera dan
akal yang terbatas.
· Al-Jilli
Nama
lengkapnya adalah Abd. Karim bin Ibrahim al-jili, lahir
di jilan bagian selatan laut Kaspia,
Asia tengah pada 1365 M dan
meninggal pada 1405 M. Ajaran utamanya adalah paham al-insan al-kamil, yaitu nuskhah atau copy Tuhan, manusia
yang merupakan cermin Tuhan di dunia. Untuk mencapai tingkat al-insan al-kamil,
orang harus melalui 7 maqamat: melaksanakan dan merasakan rukun Islam
(al-Islam); melaksanakan dan merasakan
rukun iman (iman); beribadah kepada Allah dengan khauf dan raja’ (ash-shalah); menyaksikan sifat dan nama Allah (ihsan); menyaksikan
Allah pada semua makhluk-Nya secara
‘ainul yaqin (syahadah); memperoleh pencapaian
hakikat dari ilmul yakin, ainul yain dan hakkul yakin (shiddiqiyah); menampakkan diri dalam sifat dan nama yang mendekati sifat dan nama Allah (qurbah).
· Ibn
Sab’in
Nama
lengkapnya adalah abdul haqq ibn ibrahim, lahir
di Murcia, pada 1217/1218
M. Ajarannya
tasawufnya adalah kesatuan/wujud mutlak, penolakan terhadap logika aristoteles. Eman
kategori logika (genus, species,
difference, proper, accident, person) hanyalah ilusi dari satu kategori
logika intuitif, yaitu wujud mutlak. Wujud mutlak ini hanya akan disaksikan
oleh orang yang dalam dirinya bergabung kemampuan fuqaha, teolog, filosof dan
sufi.
BAB 6
TASAWUF SYAR’I
A.
Definisi Tasawuf Syar’i
Tasawuf
Syar’i adalah tasawuf yang berkonsentrasi
pada pembentukan akhlak mulia yang tetap berpegang teguh pada tuntunan syariah (Al-Qur’an
dan Al-Hadis).
B.
Metode Ajaran Tasawuf Syar’i
Metodenya
ada tiga:
· Syar’iyah dan Hakikah
Syariah
adalahsegala aturan praktis yang ada pada al-quran dan al-hadist mengenai tata
cara pelaksanaan beribadah dan muamalah. Sedangkan, Hakikah adalah rahasia
tersimpan atau yang tersembunyi dibalik darah uran tersebut.
·
Ilmu mukhtasab dan ilmu ladunni
Ilmu
mukhtasab adalah ilmu yang diperoleh dari proses pembelajaran. Sedangkan ilmu
ladunni yaitu ilmu yang diperoleh dari Tuhan sebagai hasil dari kebersihan hati
dan kedekatan dengan Allah swt.
·
Motivasi ibadah
Motivasi dalam
beribadah bukan karena takut pada neraka atau mengharap surga, tetapi karena
cinta kepada Allah seperti dalam pemahaman al-qur’an dan Sunnah Rasul.
BAB 7
MAQAM
Maqam adalah tingkatan seorang hamba dihadapanNya tidak lain merupakan
kualitas kejiwaan yang bersifat tetap dan yang
harus dilalui oleh para sufi. Beberapa sufi
mengklasifikasikan maqam secara berbeda-beda, tetapi secara umum maqam ada
tujuh:
· Tobat yaitu kembali pada Allah setelah menjauh perintah Allah
kemudian ia kembali dan berjanji pada dirinya tidak akan mengulangi perbuatan
yang lalu dilakukan secara berkesinambungan sampai akhir hayatnya.
· Wara’ yaitu menjauhi atau meninggalkan
segala hal yang belum jelas halal-haramnya,
yang mencakup seluruh aktivitas manusia.
· Zuhud yaitu tidak mengutamakan kesenangan duni melainkan lebih
mengutamakan kebahagiaan akhirat
· Fakir yaitu kekurangan yang diperlukan seseorang dalam menjalani
hidup, memalingkan pikiran dan harapan dari apa
pun yang menjauhkannya dengan Allah.
· Sabar yaitu menahan diri
dari hawa nafsu dan amarah dan
menghadapi segala cobaan dan takdir dari Allah tanpa mengeluh.
· Ridhaa atau rela yaitu menerima
dengan rasa puas apapun yang dianugerahkan oleh Allah.
· Tawakal yaitu keteguhan
hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah.
BAB 8
AHWAL
Ahwal
adalah bentuk jamak dari hal yang berarti keadaan-keadaan
mental yang dialami para sufi. Ahwal dibagi menjadi enam, yaitu:
·
Khauf yaitu takut kepada Allah dan
khawatir kurangnya pengabian.
·
Raja’ yaitu sikap mental yang optimis dalam
meraih karunia dan rahmat Allah.
·
Syauq yaitu kerinduan yang mendalam
kepada Allah.
·
‘Uns yaitu keakraban atau keintiman. Perasaan uns merupakan kondisi kejiwaan,
dimana seseorang merasa akrab atau kedekatan dengan Allah.
·
Mahabbah
yaitu perasaan cinta yang mendalam kepada Allah.
·
Yaqin
yaitu kepercayaan yang kokoh dan tak tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia miliki karena ia sendiri menyaksikannya dengan segenap
jiwanya.
BAB 9
TASAWUF DI INDONESIA
A. Sejarah Masuknya
Masuknya
tasawuf ke Indonesia tidak bersamaan dengan datangnya agama Islam di Indonesia. Abad ke-1 H, tetapi datangnya kemudian
karena Islam di Indonesia dibawa oleh para pendakwah India pada abad ke-11 M
yang berpaham syariah. Paham ini bertahann hingga abad ke-13 M, berubah menjadi aliran syar’iyah.
Baru pada abad ke-14 M tasawuf masuk ke Indonesia. Di Jawa, paham tasawuf diajarkan oleh
para wali songo. Tetapi kemudian tasawuf jadi sesat, dilepaskan dari ajaran
Islam oleh keraton, jadi kejawen. Baru pada permulaan tahun 50-an Hamka menulis
buku tasawuf yang memperlihatkan ajaran tasawuf yang benar. Agar tidak dicemari
oleh ajaran non-Islam, Nahdlatul Ulama (NU) memformulasikan lembaga tasawuf
melalui tarekat mu’tabarah yang bersumber dari tasawuf akhlaki Al-Ghazali dan
Junaid Al-Baghdadi. Jadi hingga hari ini aliran tasawuf di Indonesia ada dua:
tasawuf falsafi, tasawuf amali,
dan tasawuf akhlaki.
B.
Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia
a. Hamzah Fansuri
Ajarannya
yang
terkenal dengan teori wujud tunggal yang memecah jadi kulit (kenyataan lahir)
dan isi (kenyataan batin) dan ajaran yang
lain berkaitan dengan hakikat wujud dan penciptaan.
b. Syamsuddin al-Sumatrani
Yang
terkenal dengan teori Martabat tujuh
dan dua puluh sifat Tuhan.
c. Nuruddin ar-Raniri
yang berhasil
“mengubur” tradisi wujudiyah (tasawuf falsafi) di Indonesia. Pemikirannya dapat
diklasifikasikan;
tentang Tuhan, alam, manusia, wujudiyah, dan tentang hubungan syari’at dan
hakikat.
d. Abd. Rauf Al-Sinkli
Menolak
paham wujudiyah, yang menganggap
adanya penyatuan antara
hamba dengan Tuhan. lalu berupaya merekonsiliasikan
antara tasawuf dan syariat di tanah Jawa.
e. Abd. Shamad Al-Palimbani
yang berhasil
menggabungkan tasawuf Al-Ghazali dan Ibn Arabi, yang diolah dan disajikan dalam suatu sistem ajaran
tasawufnya
yang memiliki corak tersendiri.
f.
Syaikh
Yusuf Al-Makasari
yang mendukung
penyempurnaan ajaran Islam dengan melihat dua aspek, yaitu aspek lahir
(syariat) dan aspek batin (hakikat).
Menurutnya :
·
Wujud itu hanyalah satu.
·
Allah adalah dzat yang mutlak dan qadim.
·
Penciptaan sebenarnya hakikat dari dzat Allah itu adalah mutlak dan la
ta’ayyun.
·
Manusia adalah tingkat yang paling penting dan merupakan penjelmaan yang
paling sempurna yang mendapat pancaran dari dzat yang mutlak.
·
Kelepasan.
BAB 10
PERJALANAN TASAWUF
KAITANNYA DENGAN TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI
1.
Takhalli
Takhali adalah mengosongkan diri
dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi dengan cara
menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa nafsu.
2.
Tahalli
Tahlli adalah menghiasi diri dengan sifat dan sikap
serta perbuatan baik yang meliputi taubat (penyesalan karena taat dan cinta
kepada Allah, meninggalkan keburukan dan melakukan kebaikan karena takut kepada
Allah, beralih dari situasi yang baik ke situasi yang lebih baik), khauf dan raja’
(cemas akan azab Allah dan berharap akan karunia Allah), zuhud (lebih
mengutamakan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia), faqr (puas dengan
apa yang dimiliki), sabar (iffah atau menahan hawa nafsu perut dan seksual,
hilm atau sanggup menguasai diri agar tidak marah, qanaah atau tabah menerima
nasib, saja’ah atau pantang menyerah dalam menghadapi masalah), ridha (menerima
dengan lapang dada apa yang datang dari Allah), muraqabah (memperhitungkan
seberapa banyak perbuatan buruk dan kewajiban yang telah dilakukannya).
3.
Tajalli
Tajalli
adalah terangkatnya nur ghaib (pancaran
ilahiyat) untuk
hati dan semakin memperdalam rasa cinta kepada Allah melalui munajat, muraqabah
dan muhasabah, wirid dan zikir, tafakkur dan zikrul maut.
BAB 11
ZIKIR, SYARIAT, HAKIKAT, MAKRIFAT ZIKIR
Zikir adalah menyebut,
mengingat, memperhatikan, menjaga, mengambil
pelajaran
dan menenal Nama dan Sifat Allah. Macamnya ada empat:
· zikir lisan yaitu menyebut Nama dan
Sifat Allah dengan lidah.
· zikir qalbi yaitu menyebut Nama dan
Sifat Allah dalam hati.
· zikir aqly yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud yang
terkandung dalam kalimat-kalimat zikir.
· zikir ruhy yaitu kembalinya roh pada fitrah atau asa; kejadiannya saat
berada dalam arwah, menyaksikan dan menyaksikan wujud Allah
secara langsung tanpa perantara.
Syariat adalah bukti pengabdian manusia yang diwujudkan berupa amal
ibadah lahiriah, baik akidah, maupun muamalah.
Hakikat adalah inti
rahasia paling dalam dari syariat,
rasa, keadaan, dan akhir dair perjalanan yang ditempuh sufi.
Jika gerak-gerik dan bacaan shalat adalah syariat, maka
dialog spiritual antara abid (hamba) dan ma’bud (yang disembah) adalah hakikat.
Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Makrifat adalah ujung perjalanan dari ilmu pengetahuan tentang syari’at dengan kesediaannya menempuh jalan
(thariqat) dalam mencapai hakikat.
BAB
12
TASAWUF
DI ERA GLOBALISASI
Era globalisasi
yang berarti penggundulan bumi dari biota rohani ternyata tidak mematikan
spiritualitas agama. Dalam masyarakat modern, banyak ditemukan penderitaan
batin yang memuncak. Manusia membutuhkan penopang jiwa. Mereka lalu mencari
tasawuf. Jadi dalam konteks ini tasawuf dijalani sebagai terapi jiwa dan
dipahami dalam konteks nilai-gunanya (pragmatis). Hal ini dapat diamati dalam
beberapa konsepsi berikut:
·
Ilmu makrifat dan prinsip-prinsip epistemologi
tasawuf
Seorang sufi tidak boleh melepaskan antara hubungan
syariat dan hakikat, pengalaman spiritual dengan wahyu dan mengutamakan wahyu sebagai yang mencakup
keduanya.
·
Diagnosis spiritualitas
Iman
sangat dibutuhkan dalam rangka kontrol jiwa. Jiwa yang tidak terkontrol
mengakibatkan akal rusak. Akibatnya, orang mengalami penyakit jiwa yang
membebani tubuh. Untuk mengobatinya, tasawuf menawarkan solusi agar setiap
orang terus menjalin komunikasi dengan Tuhan untuk memperoleh energi spiritual
dan ketahanan jiwa.
·
Konsepsi fana’ dan terapi sufistik
Pengalama-pengalaman yang berkaitan dengan tatanan
moral, fana lebih melibatkan keadaan emosional yang
lebur dengan Tuhan. Fana’ dapat menjadi terapi karena dapat menjembatani
orientasi simtomatis, penyesuaian diri, pengembangan, potensi dan penghayatan
spiritual.
·
Spiritualitas manusia modern
Sebuah psikologi
baru.program sufisme sebagai sebuah spiritualitas, bukan hanya melepaskan diri dari
nafs amarah, dalam ketidaksadaran diri, tetapi lebih dari itu, bagaimana membangn kesadaran manusia mencapai puncak yang lebih tinggi.
Ada
titik persamaan antara psikoanalisis dengan tasawuf.
BAB
13
KORELASI
IBADAH, MOTIVASI, DAN PROFESIONALISME DENGAN TASAWUF
Korelasi ibadah dengan
tasawuf, pad dasarnya Iman seorang dikatakan tidak sempurna
jika tidak disertai dengan amal.
A. Korelasi Ibadah dengan Taswuf
1.
Definisi ibadah
Etimologi,
merendahkan diri serta patuh.
Terninologi,
sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridahi Allah swt. Baik
berupa ucapan dan perbuatan.
2. Macam- macam ibadah
·
Hati, seperti rasa khauf (takut), raja’, mahabbah, tawakkal, dll.
·
Lisan, sperti bertasbih, tahlil, tahmid, dan syukur.
·
Anggota badan, seperti shalat, zakat, haji, berjihad.
B. Korelasi
etos kerja dengan tasawuf
Etos kerja adalah dorongan, rangsangan untuk mencapai tjuan dan cita-cita. Etos
kerja tidak terbentuk oleh kualitas pendidikan dan
kemampuan semata, tetapi juga oleh faktor inner life, yaitu suasana batin dan
semangat hidup yang terpancar dari keyakinan. Apabila keyakinan itu diarahkan
bahwa kerja seseorang dilihat oleh Allah dan diniatkan beribadah, maka di
sinilah letak hubungan etos kerja dengan tasawuf.
C.
Korelasi profesionalisme dengan tasawuf
Profesionalisme
adalah paham atau mengerti akan tugas
(sesuai dengan bidangnya) dan bertanggung jawab (amanah), kemudian
bersungguh-sungguh mengerjakannya dengan kualitas yang terbaik (ahsan).
Korelasinya dengan tasawuf adalah bahwa tasawuf memberikan pondasi spiritual
yang kokoh pada profesionalisme.
BAB
14
DIALEKTIKA
KEBUTUHAN TERHADAP TASAWUF
Hubungan
tasawuf dengan problem kejiwaan manusia modern
Zaman modern
ditandai oleh: penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia;
berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud kemajuan intelektual manusia.
Jadi, manusia modern idealnya adalah manusia yang berpikir logis dan mampu
meningkatkan kehidupan manusia dengan teknologi.
Manusia modern
mengidap: kecemasan karena hilangnya makna hidup. Ia tidak memiliki prinsip
hidup. Apa yang dilakukannya hanya untuk mengikuti trend (tuntutan sosial),
sedangkan trend belum tentu berdasar pada prinsip yang mulia; kesepian karena
hubungan antar manusia tidak lagi hangat dan tulus. Kepada orang lain ia tidak
memperkenalkan dirinya, tetapi yang bukan dirinya. Akibatnya, ia memandang
orang lain pun sebagai bukan dirinya; kebosanan yang akut. Ia bosan dengan
kepura-puraan dan kepalsuan, tetapi ia tidak tahu cara menghilangkan kebosanan
itu; perilaku menyimpang karena ia tidak tahu persis apa yang harus
dilakukannya, tidak bisa memutuskan sesuatu dan tidak tahu jalan mana yang
harus ditempuh. Akibatnya, ia hanya menginginkan kesenangan semata, meski hal
itu menyimpang dari ajaran agama dan norma sosial; psikosomatik karena jiwanya
menderita, perasaannya tertekan, stres, trauma, sindrom dan sebagainya.
Tasawuf sebagai
terapi manusia modern dan relasinya dengan kekuasaan. Manusia kini secara
naluriah merasakan pentingnya meditasi dan kontemplasi. Namun hanya sedikit
agama yang secara disiplin menjalankan syariah yang autentik sebagai
satu-satunya jalan meraih kegembiraan dan ketenangan melalui perenungan yang
dalam akan keabadian surgawi. Di sinilah kehadiran tasawuf benar-benar merupakan
solusi (terapi) yang tepat bagi masyarakat modern, karena tasawuf punya semua
unsur yang dibutuhkan oleh manusia: bersistem, tetap berada dalam koridor
syariah dan realisasi kerohanian yang luhur. Jika demikian, kehidupan politik,
ekonomi dan sosial – sistem yang mengatur hampir semua kebutuhan manusia modern
– akan bersih dan suci, karena dijalankan dalam koridor tasbih, tahmid,
istighfar, dan tafakur, bukan hanya demi kekuasaan semata.
BAGIAN
KEDUA
TOKOH-TOKOH
SUFI
A.
Ibn Arabi
Nama
lengkapnya Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah ath-Tha’i al-Haitami. Lahir
dari keluarga berpangkat, hartawan dan ilmuwan di Murcia, Andalausia Tenggara,
Spanyol, pada 1163 M. Ibunya Nurul
Anshariyah dan ayahnya Ali, seorang pegawai penguasa Spanyol. Di masa mudanya,
ia jadi sekretaris gubernur Sevilla dan menikahi perempuan berpangkat, Maryam.
Kemudian ia melanglangbuana ke seluruh kawasan Andalausia, ke Yaman, Syiria,
Irak, Tunisia, Mesir, lalu tinggal di Hijaz hingga akhir hayatnya. Tetapi ia
meninggal dunia di Damsik pada 1240 M dan disemayamkan di Masjid Imam Akbar
Muhyi al-Din ibn Arabi di kaki bukit Qasiyunak. Murid terbesarnya adalah Shadr
al-Din Qunawi. Ia mengarang banyak karya besar, yang paling terkenal adalah
A;-Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam.
Di
antara ajaran terpenting Ibn Arabi adalah wahdat al-wujud, yaitu bahwa manusia
dan Tuhan pada hakikatnya satu wujud. Segala sesuatu punya dua aspek: luar
(al-khalaq) dan dalam (al-haqq). Sebenarnya yang-ada adalah aspek dalam, yaitu
Tuhan. Sedangkan aspek luar, yaitu makhluk, hanyalah bayangan dari aspek dalam.
Jadi, hakikatnya wujud makhluk adalah wujud khalik. Karena itu, makhluk
tercipta dari bukan sesuatu yang tidak ada, tetapi dari sesuatu yang sudah ada.
B.
Jalaluddin Rumi
Nama
lengkapnya Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi. Lahir dari
keluarga ulama pada 30 September 1207 di Balkh, Afganistan.
Rumi
dikenal pembawa ajaran Cinta Ilahiyat, yaitu cinta yang datang dan kembali
kepada Allah. Menurutnya, cinta adalah dasar dari segala-galanya. Ia meyakini
tentang kesatuan wujud antara hamba dan Tuhan. Dan metode untuk mencapai
kesatuan itu adalah Cinta Ilahiyat.
C.
Imam Al-Ghazali
Nama
lengkapnya Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Lahir dari keluarga ulama yang
sederhana di Tus, Iran, pada 1058 M. Beliau diangkat sebagai guru di madrasah
Nazzam Al-Malik di Seljuk. Di sini beliau mengalahkan dalam debat dengan hampir
seluruh aliran agama dan filsafat, sehingga ia masyhur dengan sebutan Hujjatul
Islam. Lalu ia diangkat guru di madrasah An-Nizamiyah di Baghdad. Tapi ia
meninggalkan kemasyhuran dan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia
merantau selama 10 tahun ke Mekkah, Madinah, Syam, Jerussalem dan Mesir. Lalu
ia kembali mengajar di madrasah Nizamiyah di Nisabur, kemudian balik kampung
dan membuka madrasah di Thus sampai meninggal dunia pada 18 Desember 1111 M.
Ajaran-ajaran Al-Ghazali
:
Ajara
dalam
ilmu kalam, Ajaran
dalam ilmu falsafah, Ajaran
dalam ilmu tasawuf, Ajaran
dalam ilmu fiqh.
D.
Abdul Qadir Al-Jailani
Nama
lengkapnya Al-Ghauts al-Azham Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Amoli. Lahir pada 1
Ramadhan 470 H dari keluarga Sayyid di Jilan. Karyanya banyak, termasuk Tafsir
Al-Jailai, Futuhul Ghaib, Al-Fath ar-Rabbani, Sirr al-Asrar, dan lain-lain. Ia
pendiri Tarekat Qadariyah.
Ajaran-ajarannya: Banyak sekali
ajaran Abdul Qadir, salah satunya ia mengatakan seorang syaikh tidak mencapai
puncak spiritual kecuali mendarah
daging
dalam dirinya 12 karakter:
E.
Abu Yazid Al-Bustami
Nama
lengkapnya Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Adam bin Surusyan. Lahir pada 874 M di
Bustam, Timur Laut Persia.
Ajaran
Abu Yazid yang terkenal adalah tentang fana’ dan baqa’ serta al-Ittihad. 1)
Fana’ dan Baqa’.
F.
Husain Ibn Mansur Al-Hallaj
Nama
lengkapnya Husain Ibn Mansur al-Hallaj. Lahir di Thus, Baidhah, Iran Tenggara
pada 26 Maret 866 M.
Ajaran: Filsafat, ittihad, Fiqh, Tasawuf.
G.
Yusuf Al-Makasari
Syaikh
Yusuf Al-Makasari lahir pada 3 Juli 1629 M di Makasar, Sulawesi. Ia belajar
tasawuf ke Syaikh Abi Abdullah Muhammad Baqi Bilah di Yaman. Ia menerima banyak
tarekat, seperti tarekat Qadiriyah dari Syaikh Nuruddin ar-Raniri di Aceh,
tarekat Naqsabandiyah dari Syaikh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah, tarekat
As-Saadah Al-Baalawiyah dari Sayyid Ali Zubeid dan tarekat Khalwatiyah dari
Abdul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub Al-Khalwati Al-Quraisyi.
Ajaran. Syariat-hakikat, Transendensi, Insan Kamil dan proses penyucian jiwa.
Share This :
comment 0 Comments
more_vert