Update

    MASIGNCLEAN101

    Rangkuman atau resensi buku AHMAD BANGUN NASUTION_akhlak tasawuf

    iklan banner

    RESUME AKHLAK TASAWUF



















    BAB 1
    ASAL MUASAL TASAWUF

    A.  Sejarah Lahirnya Tasawuf
    Tasawuf muncul sekitar akhir abad ke-2 atau awal ke-3 H. Kemunculannya dikarenakan oleh dua faktor.
    1.    Faktor Ekstern
    ·      Tasawuf lahir karena pengaruh paham Kristen yang menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri.
    ·      Pengaruh filsafat Phytagoras yang menganggap roh manusia di dunia terasing,
    ·      Pengaruh filsafat emanasi Plotinus yang menjelaskan roh dalam materi kotor dan harus disucikan,
    ·      pengaruh ajaran Budha bahwa orang harus meninggalkan dunia dan melakukan kontemplasi,
    ·      pengaruh ajaran Hindu yang mendorong manusia meninggalkan dunia.
    2.    Faktor intern
    Tasawuf digali dari Al-Qur’an, Al-Hadis dan perilaku Nabi Muhammad SAW.

    B.  Pengertian Tasawuf
    ·      Menurut Imam al-Ghazali tasawuf adalah budi pekerti;
    ·      Menurut as-Suhrawardi, tasawuf adalah mengambil hakikat dan meninggalkan yang ada di tangan makhluk;
    ·      Menurut Muhammad Amin Al-Kurdi, tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa.

    C.  Sejarah Munculnya Pemikiran Tasawuf
    Pada awal munculnya islam di arab, agama islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sendiri masih menjadi panutan utama.



    D.  Tasawuf dalam pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah
    Dalam QS Fathir [35]: 5: yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah”.
    Dalam Al-Hadis riwayat Imam Ahmad Abu Daud, an-Nasa’i, Ibn Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas: yang artinya : “Abdullah bin Abbas berkata, bersabda Rasululah SAW, ‘Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan ke luar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka’. (HR Ahmad)”.

    E.  Landasan dan Motivasi Lahirnya Tasawuf
    Lahirnya tasawuf bersamaan dengan lahirnya agama Islam karena sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW suka melakukan tahannuts dan khalwat di Gua Hira’. Menurut Qamar Kailaany, tasawuf mempunyai unsur yang dekat dan yang jauh. Unsur yang dekat ialah Al-Qur’an, Al-Hadis, sirah Nabi, sirah Khulafaurrasyidin, struktur sosial dan firqah-firqah. Sedangkan usur jauh ialah pengaruh agama Nasrani, Hindu, Budha dan Persia.

    F.   Urgensi Ilmu Tasawuf
    Kecenderungan manusia untuk mencari nilai Ilahiyah membuktikan bahwa manusia itu pada dasarnya makhluk rohani selain sebagai makhluk jasmani. Dengan kata lain, tasawuf merupakan fitrah manusia.
    Olh karena kecenderungan manusia itu selalu ingin berbuat baik sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah.



    BAB 2
    DIMENSI LAIN TENTANG SEJARAH ASAL MULA ILMU TASAWUF

    A.  Latar Belakang
    Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi spiritual. Tasawuf  lebih menekankan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia yang fana.

    B.  Pengertian Tasawuf
    Harun Nasution menyebutkan istilah yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah), saf (barisan), sufi (suci), sophos (Yunani, artinya hikmat) dan suf (kain wol).
    Secara Linguistik, tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.

    C.  Ciri Umum Tasawuf
    Menurut Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi At-Taftazani, tasawuf punya lima ciri, yaitu :
    ·      peningkatan moral
    ·      pemenuhan yang fana dalam realitas mutlak
    ·      pengetahuan intuitif langsung
    ·      timbulnya rasa kebahagiaan karena tercapainya maqamat
    ·      penggunaan simbol-simbol yang mengandung pengertian harfiah dan tersirat.

    D.  Tabel Alur Ajaran Tasawuf
    a.    Asal-usul
    Ajaran tasawuf dibentuk oleh tiga alur pemikiran.
    1)   Gagasan tasawuf
    ·      Asketisisme gurun Arab
    ·      pengabdian total
    ·      kecintaan yang kuat pada Tuhan
    ·      Ungkapan puitis.
    Tokohnya seperti Abu Dzar Al-Ghifari (Madinah), Umar bin Abdul Aziz (Damaskus), Al-Hasan Al-Bhasri (Basrah), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (Basrah).
    2)   Gagasan Sumbangan
    ·      genosis sebagai pengetahuan pasti
    ·      tamsil cahaya/kegelapan
    ·      memuji roh dan mengutuk materi
    ·      mendukung kehidupan pertapaan daripada kehidupan aktif
    Tokohnya ; Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi (Baghdad), Dzun Nun Al-Mishri (Iskandariah), dan Abu Hasyim Al-Kufi (Basrah).
    3)   Gagasan tentang
    ·      menafikan jasad
    ·      meninggikan roh
    ·      anti-dunia
    Tokohnya seperti Ibrahim bin Al-Adham (Khurasan), Abdullah bin Mubarak
    (Marw), Syaqiq Al-Balkh (Balkh), Haytam Al-Ashamm (Balkh), dan Abu Yazid Al-Bustami (Bistham).
    b.   Perkembangan
    Tiga mazhab bertemu dalam satu arus. Di atas bertemu dalam diri Junaid Al-Baghdadi. Ia berhasil:
    ·      menyatukan semua gagasan sufi
    ·      memantapkan kategori logika dan pengetahuan, metafisika, dan etika tasawuf
    ·      mengislamkan kosa kata tasawuf dengan memberinya istilah-istilah Al-Qur’an
    ·      memprakarsai penafsiran kiasan atas Al-Qur’an untuk memenuhi tujuan sufi.
    c.    Kekuasaan
    Setelah Junaid, banyak ahli tasawuf lahir, seperti Umar bin Al-Faridh (Kairo), Umar Thalib Al-Makki (Kufah), Abu Nashr Al-Sarraj (Damaskus), Abu Na’im Al-Isbahani (Isfahan), Abu Al-Qasim Al-Qusyairi (Naisabur), Abu Hamid Al-Ghazali (Baghdad), Ibn Arabi (Andalus), Jalaludin Rumi (Turki) dan Ibn Ata’illah As-Sakandari (Iskandariah).


    E.  Sejarah Perkembangan Tasawuf
    Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW. Beliau hidup sederhana, tiada waktu tanpa zikir dan ibadah. Kehidupan Nabi ini ditiru oleh para Sahabat, seperti Abu Hurairah, Abu Darda’, Salman Al-Farisyi, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umar dan lain-lain. Di antara Sahabat Nabi yang mempraktikkan ibadah dalam bentuk tarekat adalah Hudzaifah Al-Yamani. Cara semacam ini diikuti oleh muridnya, Imam Hasan Al-Basri. Beliau inilah yang mendirikan madrasah tasawuf pertama di Basrah. Di antara muridnya adalah Malik bin Dinar, Tsabit Al-Banay, Ayub As-Saktiyany dan Muhammad bin Wasi’.
    1.    Sumber Tasawuf
    Selain dari sumber Islam, tasawuf juga mengandung unsur luar.
    ·      unsur Nasrani
    ·      unsur Hindu-Budha.
    ·      unsur Yunani.
    ·      unsur Persia dan Arab.
    2.    Sejarah Munculnya Tasawuf dan Perkembangannya
    a.    Pada abad pertama dan kdeua Hijriyah
    Beberapa Sahabat mencontoh kehidupan sufi Rasulullah dan menjadi guru bagi pendatang dari luar kota Madinah, di antaranya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Salman Al-Farisy, Abu Dzar Al-Gifary, Ammar bin Yasir, Hudhaifah Al-Yamani, Niqdad bin Aswad. Murid-murid mereka yang kelak terkenal sebagai sufi adalah Hasan Al-Bashri, Rabi’ah Al-Adawiyah, Sufyan bin Said Ats-Tsaury, Daun Ath-Thaiy, dan Syaqieq Al-Balkhiy.
    b.   Pada abad ketiga dan keempat Hijriyah
    Pada abad ini tasawuf berkembang pesat. Upaya ini meluaskan ajaran tasawuf ke luar kota Baghdad.
    c.    Pada abad kelima Hijriyah
    Pertentangan antara ulama tasawuf dan fiqh terjadi. Keadaan semakin rawan ketika berkembang mazhab syiah ismailiyah.


    d.   Pada abad ke-6, ke-7 dan ke-8.
    Nama ulama tasawuf Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy melegenda.
    e.    Pada abad ke-9, ke-10 dan sesudahnya
    Pada abad ini tasawuf sunyi di dunia Islam, karena banyak ahli tasawuf menyimpang dari ajaran Islam dan penjajah Eropa berupaya menghancurkan ajaran tasawuf.



    BAB 3
    TASAWUF IRFANI

    Tasawuf Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau makrifah diperoleh tidak melalui logika atau pembelajaran, tetapi melalui mauhibah (pemberian Tuhan).
    Hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi). Periode Irfan dibagi menjadi empat ; sejak Rasulullah sampai masa al-Hallaj dan Rabi’ah, sejak Rabi’ah sampai masa Bayazid dan Abu Sa’id Abul Khair, sejak Abul Khair sampai masa Ibn Arabi, sejak Ibn Arabi sampai kini.
    Metode tasawuf irfan ada empat: riyadhah, yaitu latihan membiasakan diri agar tidak melakukan hal yang dapat mengotori jiwa (berbuat maksiat dan dosa). tafakkur, yaitu merenungi, memikirkan sesuatu secara mendalam, sistematis, dan terperinci. tazkiyat an-nafs, yaitu penyucian jiwa dengan menjauhi nafsu, riya dan nifak. Dzikrullah, yaitu mengagungkan, menyebut, mengingat Allah setiap waktu.



    BAB 4
    TASAWUF AKHLAKI

    A.  Pengertian Tasawuf Akhlaki
    Tasawuf Akhlaki berarti membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku dari segala hal yang dapat mengotori jiwa.
    B.  Sistem Pembinaan Akhlak
    Dalam tasawuf akhlaki, sistem pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
    ·      Takhlaki(mengosongkan diri dari perilaku tercela).
    ·      Tahalli (upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji).
    ·      Tajalli (pemantapan materi).
    C.  Karakteristiknya tasawuf akhlaki
    Ciri-cirinya ada lima:
    ·      melandaskan diri pada Al-Qur’an dan Al-Hadis
    ·      menyinambungkan antara tasawuf dan fiqh
    ·      menganggap diri sebagai hamba dan Tuhan sebagai pencipta
    ·      konsentrasi mendidik akhlak dengan latihan mental
    ·      tidak menggunakan terminologi filsafat.
    D.  Tokoh-tokoh tasawuf akhlaki
    Ialah Hasan al-Bashri, Al-Muhasibi dan Al-Gazali.



    BAB 5
    TASAWUF FALSAFI

    Tasawuf Falsafi adalah seuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (makrifat) dengan menggunakan pendekatan filsafat, tujuannya bukan hanya mengenal Allah (ma’rifatullah), tetapi juga bersatu dengan Allah (wihdlatul wujud).
    Tokohnya adalah Ibn Arabi, Al-Jilli dan Ibn Sab’in.
    ·      Ibn Arabi
    Nama lengkapnya Muhammad bin Ali. Ia Lahir di Murcia, Andalausia Tenggara, Spanyol, pada 560 H dan meninggal pada 638 H/1240 M. Ajaran utamanya adalah wahdat al-wujud. Menurutnya, wujud pada hakikatnya satu dan hakikat wujud makhluk adalah wujud Khaliq. Adapun ada yang mengira antara wujud Allah dan makhluk berbeda, itu hanya tipuan indera dan akal yang terbatas.
    ·      Al-Jilli
    Nama lengkapnya adalah Abd. Karim bin Ibrahim al-jili, lahir di jilan bagian selatan laut Kaspia, Asia tengah pada 1365 M dan meninggal pada 1405 M. Ajaran utamanya adalah paham al-insan al-kamil, yaitu nuskhah atau copy Tuhan, manusia yang merupakan cermin Tuhan di dunia. Untuk mencapai tingkat al-insan al-kamil, orang harus melalui 7 maqamat: melaksanakan dan merasakan rukun Islam (al-Islam);  melaksanakan dan merasakan rukun iman (iman); beribadah kepada Allah dengan khauf dan raja’ (ash-shalah);  menyaksikan sifat dan nama Allah (ihsan); menyaksikan Allah pada semua makhluk-Nya secara ‘ainul yaqin (syahadah); memperoleh pencapaian hakikat dari ilmul yakin, ainul yain dan hakkul yakin (shiddiqiyah);  menampakkan diri dalam sifat dan nama yang mendekati sifat dan nama  Allah (qurbah).
    ·      Ibn Sab’in
    Nama lengkapnya adalah abdul haqq ibn ibrahim, lahir di Murcia, pada 1217/1218 M. Ajarannya tasawufnya adalah kesatuan/wujud mutlak, penolakan terhadap logika aristoteles. Eman kategori logika (genus, species, difference, proper, accident, person) hanyalah ilusi dari satu kategori logika intuitif, yaitu wujud mutlak. Wujud mutlak ini hanya akan disaksikan oleh orang yang dalam dirinya bergabung kemampuan fuqaha, teolog, filosof dan sufi.
    BAB 6
    TASAWUF SYAR’I

    A.  Definisi Tasawuf Syar’i
    Tasawuf Syar’i adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada pembentukan akhlak mulia yang tetap berpegang teguh pada tuntunan syariah (Al-Qur’an dan Al-Hadis).
    B.  Metode Ajaran Tasawuf Syar’i
    Metodenya ada tiga:
    ·      Syar’iyah dan Hakikah
    Syariah adalahsegala aturan praktis yang ada pada al-quran dan al-hadist mengenai tata cara pelaksanaan beribadah dan muamalah. Sedangkan, Hakikah adalah rahasia tersimpan atau yang tersembunyi dibalik darah uran tersebut.
    ·      Ilmu mukhtasab dan ilmu ladunni
    Ilmu mukhtasab adalah ilmu yang diperoleh dari proses pembelajaran. Sedangkan ilmu ladunni yaitu ilmu yang diperoleh dari Tuhan sebagai hasil dari kebersihan hati dan kedekatan dengan Allah swt.
    ·      Motivasi ibadah
    Motivasi dalam beribadah bukan karena takut pada neraka atau mengharap surga, tetapi karena cinta kepada Allah seperti dalam pemahaman al-qur’an dan Sunnah Rasul.



    BAB 7
    MAQAM

    Maqam adalah tingkatan seorang hamba dihadapanNya tidak lain merupakan kualitas kejiwaan yang bersifat tetap dan yang harus dilalui oleh para sufi. Beberapa sufi mengklasifikasikan maqam secara berbeda-beda, tetapi secara umum maqam ada tujuh:
    ·      Tobat yaitu kembali pada Allah setelah menjauh perintah Allah kemudian ia kembali dan berjanji pada dirinya tidak akan mengulangi perbuatan yang lalu dilakukan secara berkesinambungan sampai akhir hayatnya.
    ·      Wara’ yaitu menjauhi atau meninggalkan segala hal yang belum jelas halal-haramnya, yang mencakup seluruh aktivitas manusia.
    ·      Zuhud yaitu tidak mengutamakan kesenangan duni melainkan lebih mengutamakan kebahagiaan akhirat
    ·      Fakir yaitu kekurangan yang diperlukan seseorang dalam menjalani hidup, memalingkan pikiran dan harapan dari apa pun yang menjauhkannya dengan Allah.
    ·      Sabar yaitu menahan diri dari hawa nafsu dan amarah dan menghadapi segala cobaan dan takdir dari Allah tanpa mengeluh.
    ·      Ridhaa atau rela yaitu menerima dengan rasa puas apapun yang dianugerahkan oleh Allah.
    ·      Tawakal yaitu keteguhan hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah.



    BAB 8
    AHWAL

    Ahwal adalah bentuk jamak dari hal yang berarti keadaan-keadaan mental yang dialami para sufi. Ahwal dibagi menjadi enam, yaitu:
    ·      Khauf yaitu takut kepada Allah dan khawatir kurangnya pengabian.
    ·      Raja’ yaitu sikap mental yang optimis dalam meraih karunia dan rahmat Allah.
    ·      Syauq yaitu kerinduan yang mendalam kepada Allah.
    ·      ‘Uns yaitu keakraban atau keintiman. Perasaan uns merupakan kondisi kejiwaan, dimana seseorang merasa akrab atau kedekatan dengan Allah.
    ·      Mahabbah yaitu perasaan cinta yang mendalam kepada Allah.
    ·      Yaqin yaitu kepercayaan yang kokoh dan tak tergoyahkan tentang kebenaran pengetahuan yang ia miliki karena ia sendiri menyaksikannya dengan segenap jiwanya.



    BAB 9
    TASAWUF DI INDONESIA

    A.  Sejarah Masuknya
    Masuknya tasawuf ke Indonesia tidak bersamaan dengan datangnya agama Islam di Indonesia. Abad ke-1 H, tetapi datangnya kemudian karena Islam di Indonesia dibawa oleh para pendakwah India pada abad ke-11 M yang berpaham syariah. Paham ini bertahann hingga abad ke-13 M, berubah menjadi aliran syar’iyah. Baru pada abad ke-14 M tasawuf masuk ke Indonesia. Di Jawa, paham tasawuf diajarkan oleh para wali songo. Tetapi kemudian tasawuf jadi sesat, dilepaskan dari ajaran Islam oleh keraton, jadi kejawen. Baru pada permulaan tahun 50-an Hamka menulis buku tasawuf yang memperlihatkan ajaran tasawuf yang benar. Agar tidak dicemari oleh ajaran non-Islam, Nahdlatul Ulama (NU) memformulasikan lembaga tasawuf melalui tarekat mu’tabarah yang bersumber dari tasawuf akhlaki Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi. Jadi hingga hari ini aliran tasawuf di Indonesia ada dua: tasawuf falsafi, tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki.
    B.  Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia
    a.    Hamzah Fansuri
    Ajarannya yang terkenal dengan teori wujud tunggal yang memecah jadi kulit (kenyataan lahir) dan isi (kenyataan batin) dan ajaran yang lain berkaitan dengan hakikat wujud dan penciptaan.
    b.    Syamsuddin al-Sumatrani
    Yang terkenal dengan teori Martabat tujuh dan dua puluh sifat Tuhan.
    c.    Nuruddin ar-Raniri
    yang berhasil “mengubur” tradisi wujudiyah (tasawuf falsafi) di Indonesia. Pemikirannya  dapat diklasifikasikan; tentang Tuhan, alam, manusia, wujudiyah, dan tentang hubungan syari’at dan hakikat.
    d.   Abd. Rauf Al-Sinkli
    Menolak paham wujudiyah, yang menganggap adanya penyatuan antara hamba dengan Tuhan. lalu berupaya merekonsiliasikan antara tasawuf dan syariat di tanah Jawa.

    e.    Abd. Shamad Al-Palimbani
    yang berhasil menggabungkan tasawuf Al-Ghazali dan Ibn Arabi, yang diolah dan disajikan dalam suatu sistem ajaran tasawufnya yang  memiliki corak tersendiri.
    f.     Syaikh Yusuf Al-Makasari
    yang mendukung penyempurnaan ajaran Islam dengan melihat dua aspek, yaitu aspek lahir (syariat) dan aspek batin (hakikat). Menurutnya :
    ·      Wujud itu hanyalah satu.
    ·      Allah adalah dzat yang mutlak dan qadim.
    ·      Penciptaan sebenarnya hakikat dari dzat Allah itu adalah mutlak dan la ta’ayyun.
    ·      Manusia adalah tingkat yang paling penting dan merupakan penjelmaan yang paling sempurna yang mendapat pancaran dari dzat yang mutlak.
    ·      Kelepasan.



    BAB 10
    PERJALANAN TASAWUF KAITANNYA DENGAN TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI

    1.    Takhalli
    Takhali adalah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa nafsu.
    2.    Tahalli
    Tahlli adalah menghiasi diri dengan sifat dan sikap serta perbuatan baik yang meliputi taubat (penyesalan karena taat dan cinta kepada Allah, meninggalkan keburukan dan melakukan kebaikan karena takut kepada Allah, beralih dari situasi yang baik ke situasi yang lebih baik), khauf dan raja’ (cemas akan azab Allah dan berharap akan karunia Allah), zuhud (lebih mengutamakan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia), faqr (puas dengan apa yang dimiliki), sabar (iffah atau menahan hawa nafsu perut dan seksual, hilm atau sanggup menguasai diri agar tidak marah, qanaah atau tabah menerima nasib, saja’ah atau pantang menyerah dalam menghadapi masalah), ridha (menerima dengan lapang dada apa yang datang dari Allah), muraqabah (memperhitungkan seberapa banyak perbuatan buruk dan kewajiban yang telah dilakukannya).
    3.    Tajalli
    Tajalli adalah terangkatnya nur ghaib (pancaran ilahiyat) untuk hati dan semakin memperdalam rasa cinta kepada Allah melalui munajat, muraqabah dan muhasabah, wirid dan zikir, tafakkur dan zikrul maut.




    BAB 11
    ZIKIR, SYARIAT, HAKIKAT, MAKRIFAT ZIKIR

    Zikir adalah menyebut, mengingat, memperhatikan, menjaga, mengambil pelajaran dan menenal Nama dan Sifat Allah. Macamnya ada empat:
    ·      zikir lisan yaitu menyebut Nama dan Sifat Allah dengan lidah.
    ·      zikir qalbi yaitu menyebut Nama dan Sifat Allah dalam hati.
    ·      zikir aqly yaitu memikirkan arti, makna, dan maksud yang terkandung dalam kalimat-kalimat zikir.
    ·      zikir ruhy yaitu kembalinya roh pada fitrah atau asa; kejadiannya saat berada dalam arwah, menyaksikan dan menyaksikan wujud Allah secara langsung tanpa perantara.
    Syariat adalah bukti pengabdian manusia yang diwujudkan berupa amal ibadah lahiriah, baik akidah, maupun muamalah.
    Hakikat adalah inti rahasia paling dalam dari syariat, rasa, keadaan, dan akhir dair perjalanan yang ditempuh sufi. Jika gerak-gerik dan bacaan shalat adalah syariat, maka dialog spiritual antara abid (hamba) dan ma’bud (yang disembah) adalah hakikat. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
    Makrifat adalah ujung perjalanan dari ilmu pengetahuan tentang syari’at dengan kesediaannya menempuh jalan (thariqat) dalam mencapai hakikat.



    BAB 12
    TASAWUF DI ERA GLOBALISASI

    Era globalisasi yang berarti penggundulan bumi dari biota rohani ternyata tidak mematikan spiritualitas agama. Dalam masyarakat modern, banyak ditemukan penderitaan batin yang memuncak. Manusia membutuhkan penopang jiwa. Mereka lalu mencari tasawuf. Jadi dalam konteks ini tasawuf dijalani sebagai terapi jiwa dan dipahami dalam konteks nilai-gunanya (pragmatis). Hal ini dapat diamati dalam beberapa konsepsi berikut:
    ·      Ilmu makrifat dan prinsip-prinsip epistemologi tasawuf
    Seorang sufi tidak boleh melepaskan antara hubungan syariat dan hakikat, pengalaman spiritual dengan wahyu dan mengutamakan wahyu sebagai yang mencakup keduanya.
    ·      Diagnosis spiritualitas
    Iman sangat dibutuhkan dalam rangka kontrol jiwa. Jiwa yang tidak terkontrol mengakibatkan akal rusak. Akibatnya, orang mengalami penyakit jiwa yang membebani tubuh. Untuk mengobatinya, tasawuf menawarkan solusi agar setiap orang terus menjalin komunikasi dengan Tuhan untuk memperoleh energi spiritual dan ketahanan jiwa.
    ·      Konsepsi fana’ dan terapi sufistik
    Pengalama-pengalaman yang berkaitan dengan tatanan moral, fana lebih melibatkan keadaan emosional yang lebur dengan Tuhan. Fana’ dapat menjadi terapi karena dapat menjembatani orientasi simtomatis, penyesuaian diri, pengembangan, potensi dan penghayatan spiritual.
    ·      Spiritualitas manusia modern
    Sebuah psikologi baru.program sufisme sebagai sebuah spiritualitas, bukan hanya melepaskan diri dari nafs amarah, dalam ketidaksadaran diri, tetapi lebih dari itu, bagaimana membangn kesadaran manusia mencapai puncak yang lebih tinggi.
    Ada titik persamaan antara psikoanalisis dengan tasawuf.


    BAB 13
    KORELASI IBADAH, MOTIVASI, DAN PROFESIONALISME DENGAN TASAWUF

    Korelasi ibadah dengan tasawuf, pad dasarnya Iman seorang dikatakan tidak sempurna jika tidak disertai dengan amal.
    A.  Korelasi Ibadah dengan Taswuf
    1.    Definisi ibadah
    Etimologi, merendahkan diri serta patuh.
    Terninologi, sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridahi Allah swt. Baik berupa ucapan dan perbuatan.
    2.    Macam- macam ibadah
    ·      Hati, seperti rasa khauf (takut), raja’, mahabbah, tawakkal, dll.
    ·      Lisan, sperti bertasbih, tahlil, tahmid, dan syukur.
    ·      Anggota badan, seperti shalat, zakat, haji, berjihad.

    B.  Korelasi etos kerja dengan tasawuf
    Etos kerja adalah dorongan, rangsangan  untuk mencapai tjuan dan cita-cita. Etos kerja tidak terbentuk oleh kualitas pendidikan dan kemampuan semata, tetapi juga oleh faktor inner life, yaitu suasana batin dan semangat hidup yang terpancar dari keyakinan. Apabila keyakinan itu diarahkan bahwa kerja seseorang dilihat oleh Allah dan diniatkan beribadah, maka di sinilah letak hubungan etos kerja dengan tasawuf.
    C.  Korelasi profesionalisme dengan tasawuf
    Profesionalisme adalah paham atau mengerti akan tugas (sesuai dengan bidangnya) dan bertanggung jawab (amanah), kemudian bersungguh-sungguh mengerjakannya dengan kualitas yang terbaik (ahsan). Korelasinya dengan tasawuf adalah bahwa tasawuf memberikan pondasi spiritual yang kokoh pada profesionalisme.



    BAB 14
    DIALEKTIKA KEBUTUHAN TERHADAP TASAWUF

    Hubungan tasawuf dengan problem kejiwaan manusia modern
    Zaman modern ditandai oleh: penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia; berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud kemajuan intelektual manusia. Jadi, manusia modern idealnya adalah manusia yang berpikir logis dan mampu meningkatkan kehidupan manusia dengan teknologi.
    Manusia modern mengidap: kecemasan karena hilangnya makna hidup. Ia tidak memiliki prinsip hidup. Apa yang dilakukannya hanya untuk mengikuti trend (tuntutan sosial), sedangkan trend belum tentu berdasar pada prinsip yang mulia; kesepian karena hubungan antar manusia tidak lagi hangat dan tulus. Kepada orang lain ia tidak memperkenalkan dirinya, tetapi yang bukan dirinya. Akibatnya, ia memandang orang lain pun sebagai bukan dirinya; kebosanan yang akut. Ia bosan dengan kepura-puraan dan kepalsuan, tetapi ia tidak tahu cara menghilangkan kebosanan itu; perilaku menyimpang karena ia tidak tahu persis apa yang harus dilakukannya, tidak bisa memutuskan sesuatu dan tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Akibatnya, ia hanya menginginkan kesenangan semata, meski hal itu menyimpang dari ajaran agama dan norma sosial; psikosomatik karena jiwanya menderita, perasaannya tertekan, stres, trauma, sindrom dan sebagainya.
    Tasawuf sebagai terapi manusia modern dan relasinya dengan kekuasaan. Manusia kini secara naluriah merasakan pentingnya meditasi dan kontemplasi. Namun hanya sedikit agama yang secara disiplin menjalankan syariah yang autentik sebagai satu-satunya jalan meraih kegembiraan dan ketenangan melalui perenungan yang dalam akan keabadian surgawi. Di sinilah kehadiran tasawuf benar-benar merupakan solusi (terapi) yang tepat bagi masyarakat modern, karena tasawuf punya semua unsur yang dibutuhkan oleh manusia: bersistem, tetap berada dalam koridor syariah dan realisasi kerohanian yang luhur. Jika demikian, kehidupan politik, ekonomi dan sosial – sistem yang mengatur hampir semua kebutuhan manusia modern – akan bersih dan suci, karena dijalankan dalam koridor tasbih, tahmid, istighfar, dan tafakur, bukan hanya demi kekuasaan semata.

    BAGIAN KEDUA
    TOKOH-TOKOH SUFI

    A.  Ibn Arabi
    Nama lengkapnya Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah ath-Tha’i al-Haitami. Lahir dari keluarga berpangkat, hartawan dan ilmuwan di Murcia, Andalausia Tenggara, Spanyol, pada 1163 M.  Ibunya Nurul Anshariyah dan ayahnya Ali, seorang pegawai penguasa Spanyol. Di masa mudanya, ia jadi sekretaris gubernur Sevilla dan menikahi perempuan berpangkat, Maryam. Kemudian ia melanglangbuana ke seluruh kawasan Andalausia, ke Yaman, Syiria, Irak, Tunisia, Mesir, lalu tinggal di Hijaz hingga akhir hayatnya. Tetapi ia meninggal dunia di Damsik pada 1240 M dan disemayamkan di Masjid Imam Akbar Muhyi al-Din ibn Arabi di kaki bukit Qasiyunak. Murid terbesarnya adalah Shadr al-Din Qunawi. Ia mengarang banyak karya besar, yang paling terkenal adalah A;-Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam.
    Di antara ajaran terpenting Ibn Arabi adalah wahdat al-wujud, yaitu bahwa manusia dan Tuhan pada hakikatnya satu wujud. Segala sesuatu punya dua aspek: luar (al-khalaq) dan dalam (al-haqq). Sebenarnya yang-ada adalah aspek dalam, yaitu Tuhan. Sedangkan aspek luar, yaitu makhluk, hanyalah bayangan dari aspek dalam. Jadi, hakikatnya wujud makhluk adalah wujud khalik. Karena itu, makhluk tercipta dari bukan sesuatu yang tidak ada, tetapi dari sesuatu yang sudah ada.
    B.  Jalaluddin Rumi
    Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad bin Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi. Lahir dari keluarga ulama pada 30 September 1207 di Balkh, Afganistan.
    Rumi dikenal pembawa ajaran Cinta Ilahiyat, yaitu cinta yang datang dan kembali kepada Allah. Menurutnya, cinta adalah dasar dari segala-galanya. Ia meyakini tentang kesatuan wujud antara hamba dan Tuhan. Dan metode untuk mencapai kesatuan itu adalah Cinta Ilahiyat.
    C.  Imam Al-Ghazali
    Nama lengkapnya Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. Lahir dari keluarga ulama yang sederhana di Tus, Iran, pada 1058 M. Beliau diangkat sebagai guru di madrasah Nazzam Al-Malik di Seljuk. Di sini beliau mengalahkan dalam debat dengan hampir seluruh aliran agama dan filsafat, sehingga ia masyhur dengan sebutan Hujjatul Islam. Lalu ia diangkat guru di madrasah An-Nizamiyah di Baghdad. Tapi ia meninggalkan kemasyhuran dan hartanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia merantau selama 10 tahun ke Mekkah, Madinah, Syam, Jerussalem dan Mesir. Lalu ia kembali mengajar di madrasah Nizamiyah di Nisabur, kemudian balik kampung dan membuka madrasah di Thus sampai meninggal dunia pada 18 Desember 1111 M.
    Ajaran-ajaran  Al-Ghazali : Ajara dalam ilmu kalam, Ajaran dalam ilmu falsafah, Ajaran dalam ilmu tasawuf, Ajaran dalam ilmu fiqh.
    D.  Abdul Qadir Al-Jailani
    Nama lengkapnya Al-Ghauts al-Azham Syaikh Abdul Qodir al-Jailani Amoli. Lahir pada 1 Ramadhan 470 H dari keluarga Sayyid di Jilan. Karyanya banyak, termasuk Tafsir Al-Jailai, Futuhul Ghaib, Al-Fath ar-Rabbani, Sirr al-Asrar, dan lain-lain. Ia pendiri Tarekat Qadariyah.
    Ajaran-ajarannya: Banyak sekali ajaran Abdul Qadir, salah satunya ia mengatakan seorang syaikh tidak mencapai puncak spiritual kecuali mendarah daging dalam dirinya 12 karakter:
    E.  Abu Yazid Al-Bustami
    Nama lengkapnya Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Adam bin Surusyan. Lahir pada 874 M di Bustam, Timur Laut Persia.
    Ajaran Abu Yazid yang terkenal adalah tentang fana’ dan baqa’ serta al-Ittihad. 1) Fana’ dan Baqa’.
    F.   Husain Ibn Mansur Al-Hallaj
    Nama lengkapnya Husain Ibn Mansur al-Hallaj. Lahir di Thus, Baidhah, Iran Tenggara pada 26 Maret 866 M.
    Ajaran: Filsafat, ittihad, Fiqh, Tasawuf.
    G. Yusuf Al-Makasari
    Syaikh Yusuf Al-Makasari lahir pada 3 Juli 1629 M di Makasar, Sulawesi. Ia belajar tasawuf ke Syaikh Abi Abdullah Muhammad Baqi Bilah di Yaman. Ia menerima banyak tarekat, seperti tarekat Qadiriyah dari Syaikh Nuruddin ar-Raniri di Aceh, tarekat Naqsabandiyah dari Syaikh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah, tarekat As-Saadah Al-Baalawiyah dari Sayyid Ali Zubeid dan tarekat Khalwatiyah dari Abdul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub Al-Khalwati Al-Quraisyi.
    Ajaran. Syariat-hakikat, Transendensi, Insan Kamil dan proses penyucian jiwa.

    Share This :